CLUSTER YANG TERJADI DI RUANG PUBLIK

03.41 Posted by Rendra Kurniawan 07

Kejadian ini mungkin tidak terasa oleh kita dalam kehidupan sehari-hari, namun ini begitu terlihat kalau kita ingin benar-benar mengamatinya.
Yakni ruang publik kita seperti sarana transportasi, mal-mal, sampai taman-taman kota yang seharusnya menjadi tempat membaurnya si kaya (the have) dan si miskin (the not have), kini malah menjadi tempat-tempat dimana kelas sosial tersebut telah di petak-petakkan.
Kita mulai dari sarana transportasi umum kita, kita ambil contoh kereta api. Untuk mereka yang mempunyai uang bisa saja mereka naik kereta api eksekutif yang tidak harus berdesakkan dan serba enak di dalamnya, untuk mereka yang berekonomi sedang bisa saja naik kereta yang diantara ekonomi dan eksekutif, dengan begitu mereka bisa merasa lega tanpa desakkan orang dan bau keringat, dan yang terakhir adalah kereta api ekonomi atau biasa disebut kereta sayur sudah dapat dipastikan untuk siapa kereta api ini.
Kedua kita akan bicara tentang mal atau supermarket, di surabaya dapat kita ambil contoh ada Pakuwon Trade Center(PTC) untuk kalangan berduit dan ada Darmo Trade Center(DTC) untuk kalangan yang kurang mampu. Tentu fasilitas yang disediakan kedua mal tersebut berbeda, di PTC mungkin barang-barang yang dijual jauh lebih bisa dijangkau untuk kalangan menengah keatas sedangkan DTC untuk kalangan menengah kebawah. Mungkin banyak contoh yang dapat kita temui di kota-kota besar yang lain.
Ketiga taman kota di berbagai daerah, seperti ada taman lawang yang sering diidentikkan dengan komunitas transgender atau gay. Selain itu banyak juga taman kota yang hanya menjadi sarana mencari nafkah untuk para pedagang kaki lima. Mungkin beberapa orang yang berduit enggan untuk mengunjunginya, namun menjadi tempat berlibur yang mewah bagi mereka kalangan bawah.
Dan yang terakhir, satu-satunya sarana yang bisa membaurkan semua kalangan adalah KUBURAN, dimana tidak memandang kaya dan miskin, mereka dapat berkumpul menjadi satu.
semoga peristiwa semacam ini bisa membuka pikiran kita.

0 komentar:

Posting Komentar