Pesan untuk Bapakku

11.52 Posted by Rendra Kurniawan 07

Enam belas tahun sudah seorang laki-laki yang menjadi pahlawan bagi hidupku dan keluargaku telah lama tiada, dan saat ini aku telah berusia 23 tahun. Waktu berjalan begitu cepat seperti halnya pohon yang diterjang kilat, masih teringat saat bapakku datang dan membawakan oleh-oleh sepulang kerja di luar kota, hampir setiap minggu dia meninggalkan rumah untuk mencari rezeki bagi kami. 16 tahun bukan waktu yang sebentar untuk seorang putra yang tak lagi bisa melihat ayahnya, kini hanya nisan yang dapat menjadi peraduan baginya. Jujur, malam ini aku ingin memberitahunya bahwa sebentar lagi aku wisuda dan memberitahunya, "Pak, anakmu sudah menjadi sarjana", aku menunggu pelukan bangganya, seperti halnya rasa bangganya padaku saat aku terlahir di dunia.
Kalaupun keajaiban itu ada, aku hanya menginginkan itu, aku tidak menginginkan surga tanpanya, telah lama aku menginginkan bapak datang bersama emak untuk melihat anaknya menjadi sarjana, bisa berfoto bersama layaknya mahasiswa lainnya. Aku tidak mempertanyakan keadilan tentang harta benda atau tahta, aku hanya menginginkan keadilan untuk bertemu dengan bapak, hanya itu.
Terkadang aku merasa kasihan dengan emak, yang berjuang sendiri untuk merawat anaknya hanya dengan menjadi guru TK di usianya yang menua, betapa kerinduannya pada seorang suami yang dulu pernah menghiasi hidupnya melebihi rindu kemarau pada hujan. Teringat waktu itu emak terbangun dari tidurnya hanya untuk merebus air untuk suami yang pulang kerja, aku menunggu bersama kakak perempuanku di depan rumah untuk menyambutnya dengan peluk kerinduan. Aku merindukan saat-saat itu, saat dimana tak pernah sekalipun aku melihat ekspresi lelah dari wajahnya, walaupun telah bekerja keras. Kebahagiaannya adalah senyuman dari kami anaknya.
Kini, kakak perempuanku telah hidup bersama suaminya masing-masing, tersisa aku dan emak dirumah Jl. Raya Ngantru no.123. Rumah ini tak lagi ramai dengan canda tawa, mungkin lain cerita saat bapak masih ada, melihatku tumbuh dewasa dan memberikanku pertanyaan, "awakmu lulus kapan,Le?", dan aku menjawab, "sebentar lagi aku sarjana,Pak".
Mungkin kebahagiaan lain bapakku ketika masih ada adalah saat bisa menggendong cucu-cucunya dan diajak naik truk besar seperti saat aku masih kecil. Pertanyaan yang selalu muncul dariku untuk Tuhan adalah, kenapa kau begitu cepat mengambilnya?, aku belum lama merasakan kebahagiaan bersama bapakku, belum lama diajaknya jalan-jalan seperti anak-anak yang lain.
Tapi Tuhan menjawabnya dengan hikmah, bahwa aku harus siap menjadi putra yang terus menjaga ibunya hingga aku tua renta dan emak menyusul bapak di surga. Bukankah itu adalah jawaban luar biasa dari Tuhan yang Maha Membuat Rencana. Satu yang kuminta sebagai hadiah dari tugas yang Kau berikan, buat bapakku bahagia Disana, di suatu tempat yg sebenarnya dekat denganku. Terimakasih bapak, dari anakmu yang telah tumbuh dewasa.

(Malang, 7 Agustus 2014)

Perisai Sakti untuk Negeri

10.23 Posted by Rendra Kurniawan 07

Bangsa ini sudah penuh dengan dosa...
Menyimpan sejarah dari berbagai masa..
Berjuta harapan bisa menjadi asa...
Hingga tak bisa terlupa..

Berjuta tawa selalu ada...
Tapi tawa dirundung duka yang tak kasat mata...
Terlalu lama hingga tak terasa...

Negeri ini milik semua bangsa,...
Dari masa ke masa kita bersama..
Tak pernah tau siapa nama,,,
Tapi kita yakin untuk satu bangsa..

Perisai sakti lahir di bumi negeri...
Menjawab gelisah yang tak kunjung pergi..
Dedikasi perisai sakti adalah bukti...
Bahwa kita ada untuk bangsa ini...

Gadis Itu Bernama Syarifah

09.26 Posted by Rendra Kurniawan 07

Gadis Itu Bernama Syarifah

Duhai permata yang selalu menghias mata,
Harus kutata setiap untaian kata untukmu,
Kau tidak bergelimang harta, tapi kau penuh cinta,
Cinta yang kata orang buat apa cinta,

Di negeri antah berantah dengan penuh resah,
Kau hadir di hidupku Syarifah,
Aku menerima takdir dari yang Maha Menyihir,
Takdir yang membuatku tak sempat berfikir,

Pada sebuah zaman kau membawaku terbang ke awan,
berawal dari seorang kawan yang berujung dambaan,
Terimakasih pada Tuhan yang telah memberi kesempatan,
Sehingga kita bisa saling berdekatan,

Dengan catatan usang kurangkai kata dalam satu sarang,
Semoga sebuah catatan usang bisa membuatmu senang,
Sehingga tiba saat kau pulang,
Kau ingat bahwa aku sayang, Syarifah.

Bukankah kau yang bernama Syarifah?
Yang hadir dalam setiap mimpi, agar bisa memiliki,
Segera tuntaskan untuk mendapat jawaban,
Jawaban akan sebuah hari dimana terkumpul keindahan,

Aku menghapus semua impian, merubah kenyataan,
Dengan tatapan mengajakku berpelukan diatas awan,
Awan tak sedang mendung, dan aku tak lagi murung,
Syarifah, dengarkan bahwa aku milikmu.....

Rendra Kurniawan (Tulungagung, 11 Desember 2013)

Rinduku Padamu Bapakku

09.07 Posted by Rendra Kurniawan 07

Teringat waktu itu hujan sedang mengguyur gubuk keluarga kami, keluarga kecil namun memiliki kasih sayang besar tak terbayang. Saat itu Rendra kecil duduk di bangku bambu buatan kakeknya yang memang rajin membuat kerajinan dari bambu, sambil menikmati derasnya hujan dan hangatnya pelukan kedua orang tuanya. Sendau gurau mulai menghinggapi obrolan kami. Kumis tebal bapak ternyata belum dicukur, walau sudah panjang tak terukur. Senyum manis emakku yang masih tampak muda, wajar di usia 18 tahun dia sudah bergelar istri dari laki-laki bernama Suyoko.
Disela canda tawa kita bersama, bapak memegang pundakku sambil menepuknya penuh kebanggaan. Kebanggaan itu mungkin karena aku satu-satunya anak laki-laki di antara dua saudara perempuanku, ditambah lagi predikat bungsu yang menghinggapiku. Tentu seorang bapak lebih memiliki kebanggaan dengan adanya anak laki-laki yang menjadi buah hati.
Kuingat saat itu hem lusuh yang selalu dipakainya saat hendak bekerja dengan truk besarnya sedang ia kenakan dengan gagahnya. Terbesit seketika lontaran kata-kata keluar dari mulut ayahku, "awakmu bakalan dadi bocah sing ngganteng dewe sak kecamatan ngantru" (kamu akan menjadi anak yang paling ganteng se kecamatan Ngantru), dan kata itu hingga kini terngiang ditelingaku saat aku mengingatnya bahwa kini beliau telah tiada.
Rendra kecil tidak pernah tahu bagaimana nikmatnya memiliki seorang ayah, dia hanya menikmatinya selama 7 tahun, karena setelahnya musibah menimpa bapaknya saat bekerja. Dia harus menjadi seorang yatim ketika kelas 2 Sekolah Dasar. Saat teman-temannya membanggakan ayahnya masing-masing dia hanya bisa terdiam dan menikmati cerita temannya tentang kenikmatan memiliki ayah.
Aku tidak pernah tahu kenapa kebanggaanku terhadap bapakku tak akan pernah bisa dikalahkan oleh apapun, beliau hanya lulusan SLTA yang bekerja sebagai sopir, gelar haji ataupun pendidikan tak pernah menghiasi namanya, namun satu yang aku banggakan darinya bahwa dia selalu memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Saat yang lain bangga karena ayahnya mampu membelikan segala mainan untuknya, aku tidak pernah tertarik dengan hal itu, kalaupun aku harus meminta padanya, aku ingin beliau menemani aku saat mengenakan toga sarjana di gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya.
Namun, angan hanya akan menjadi harapan. Dan kini aku hanya bisa berharap tetap bisa menjaganya di dalam benakku, agar selalu ada kebanggaan bahwa aku putra seseorang bernama Suyoko. Walau ia tak pernah menjadi sarjana dia akan melihat dari surga bahwa putra-putrinya menjadi sarjana yang selalu memberikan manfaat bagi bangsa dan negara.
(Tulungagung, 4 Januari 2014)

Tahun Baru Sejarah Baru

11.49 Posted by Rendra Kurniawan 07

Tahun Baru Sejarah Baru

Lengkingan terompet dan tumpukan manusia yang saling berdempet telah memadati alun-alun di kota ini. Riuh gemerlap lampu yang menghiasi panggung hiburan sejenak mengistirahatkan pikiran kita tentang kondisi bangsa ini. Semua tertumpah dalam suka ria menyambut datangnya tahun 2014. Kembang api yang tak kunjung berhenti mengingatkan kita bahwa tahun depan kita harus lebih berarti.
Memang benar bahwa 2013 hanya akan menjadi lembaran sejarah yang sudah kita tutup demi menyambut lembaran baru dengan semangat baru di 2014, namun tentunya sebagai manusia yang selalu belajar dari kesalahan, seharusnya kita bisa mengumpulkan potongan-potongan sejarah kelam yang telah kita lakukan untuk menjadi refleksi besar menyambut 2014. Mengingat apa yang dikatakan mantan presiden Amerika Serikat Theodore Rossevelt bahwa "Orang akan lebih mudah menatap masa depan ketika bisa belajar dari masa lalu". Soekarno juga pernah meneriakkan kata-kata sakti, "Jasmerah, jangan sekali-sekali melupakan sejarah".
Hal itu menunjukkan bahwa sejarah memberikan pembelajaran berarti bagi kita, 2014 merupakan tahun baru dimana kita nantinya akan menuliskan sejarah baru. Teori kausalitas berlaku dalam hal ini, tentang apapun yang kita perbuat tentunya akan melahirkan sebab dan akibat, maka dari itu setiap langkah kita harus sudah terarah.
Semoga pergantian tahun yang kita rayakan bersama di Alun-Alun Tulungagung bukan hanya menjadi acara seremonial tahunan yang hanya menjadi kenangan, namun bisa menjadi bahan refleksi untuk menentukan aksi kita kedepan.
Selamat Tahun Baru 2014!!!

Apa Yang Kalian Banggakan

13.35 Posted by Rendra Kurniawan 07

Apa yang kalian banggakan...
Saat orang miskin tak bisa makan...
Anak kecil hidup dijalanan...

Apa yang kalian banggakan...
Ketika politik dianggap kotor..
Hanya karna ulah para koruptor..

Apa yang kalian banggakan..
Menjadi orang kaya dengan penuh harta..
Atau mati sia-sia...

Apa yang kalian banggakan...
Jika hutan kita bising
Dengan suara alat berat milik asing..

Apa yang kalian banggakan..
Ketika keberagaman berujung perpecahan..
Atau perdebatan tentang kebenaran

Apa yang kalian banggakan....
Masihkah merah putih menjadi harapan..
Atau kini hanya menjadi angan..

Malang, 20 Desember 2013
Rendra Kurniawan

ORDE BARU JILID II

08.25 Posted by Rendra Kurniawan 07


Oleh : Rendra Wahyu K.
Masa kelam zaman itu masih belum hilang dalam ingatan kita, tentu kita masih ingat masa-masa orde baru, dimana panca indera kita dibungkam oleh seorang jenderal besar Soeharto dengan kekuatan militernya. Sempat kita memiliki secercah harapan ketika reformasi itu lahir pasca orde baru, namun harapan itu pun pupus karena tidak adanya perubahan yang signifikan pada negara ini. Dan puncaknya adalah dewasa ini pada masa pemerintahan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) yang mereinkarnasi orde baru, lahirnya pemerintahan SBY sejak 2004 hingga kini, telah menumbuhkan tunas-tunas orde baru untuk tumbuh subur.
Berbagai permasalahan mendasar, mulai KKN (korupsi, kolusi, dan Nepotisme), kemiskinan, hingga kebijakan-kebijakan yang menimbulkan permasalahan kompleks bagi rakyat, kemudian juga kasus-kasus hukum para koruptor yang tak kunjung menemukan titik temu, nyaris sama fenomenanya dengan masa orde baru Soeharto.
Perbedaan yang kemudian muncul antara orde baru masa Soeharto dengan Orde Baru Jilid II milik SBY adalah adanya kebebasan aspirasi melalui media massa yang itu juga memunculkan polemik tersendiri. Selain itu juga adanya peran civil society yang disini lebih diidentikan dengan gerakan-gerakan mahasiswa yang lebih terbuka untuk menyuarakan dan memperjuangkan kepentingan rakyat. Walaupun pada kenyataannya peran civil society belum begitu memberikan pengaruh lebih, dalam pembuatan atau perumusan kebijakan pemerintah.
Fenomena terbaru yang kemudian muncul adalah isu kenaikkan BBM (Bahan Bakar Minyak) pada 1 April 2012 nanti, padahal dalam Undang-Undang Dasar kita jelas telah dikatakan bahwa seluruh Sumber Daya Alam yang ada di Indonesia dimiliki oleh rakyat Indonesia dan akan berhak dinikmati oleh rakyat Indonesia isu yang berhembus kencang sejak lama ini membuat mahasiswa dan elemen-elemen dalam masayarakat membuat gerakan penolakan terhadap kenaikkan BBM ini, di seluruh kota di Indonesia mulai muncul aksi-aksi demonstratif dari mahasiswa dan masyarakat sendiri. Mereka menganggap bahwa pemerintah telah menodai UUD’45 sebagai dasar negara. Sama seperti halnya orde baru Soeharto, aksi ini serentak dilakukan di seluruh nusantara hingga kini. Karena permasalahan kenaikkan BBM ini benar-benar menjadi permasalahan kompleks yang bisa menyerang seluruh elemen dalam masyarakat, membuat tujuan dari civil society sendiri dapat disatukan. Ironisnya presiden selaku kepala negara yang seharusnya bisa meredam fenomena ini malah pergi ke China dan meninggalkan pion-pion caturnya yakni Polisi dan juga TNI. Kejadian ini juga hampir sama dengan orde baru Soeharto dengan menempatkan militer sebagai alat kekuasaan yang kemudian menjadi musuh bersama bagi masyarakat. Rencananya aksi mahasiswa dan juga masyarakat akan tetap dilakukan hingga BBM tidak jadi naik dari 4500 ke 6000 rupiah.
Momentum gerakan mahasiswa yang mulai menemukan titik temunya haruslah tetap dijaga. Bisa saja ketika seluruh elemen dalam masyarakat ini bergerak bersama dan membuat kekuatan baru berupa people power akan muncul reformasi jilid II dari Orde Baru Jilid II. Teruskan perjuangan kalian sahabat-sahabat. Bukan ilmu untuk ilmu tapi ilmu untuk memperjuangkan keprntingan rakyat, inilah yang harus selalu ditanamkan dalam setiap benak mahasiswa yang akan melakukan aksi. REVOLUSI KITA BELUM SELESAI SAHABAT !!!