Tampilkan postingan dengan label #SahabatRK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label #SahabatRK. Tampilkan semua postingan

Gadis Itu Bernama Syarifah

09.26 Posted by Rendra Kurniawan 07

Gadis Itu Bernama Syarifah

Duhai permata yang selalu menghias mata,
Harus kutata setiap untaian kata untukmu,
Kau tidak bergelimang harta, tapi kau penuh cinta,
Cinta yang kata orang buat apa cinta,

Di negeri antah berantah dengan penuh resah,
Kau hadir di hidupku Syarifah,
Aku menerima takdir dari yang Maha Menyihir,
Takdir yang membuatku tak sempat berfikir,

Pada sebuah zaman kau membawaku terbang ke awan,
berawal dari seorang kawan yang berujung dambaan,
Terimakasih pada Tuhan yang telah memberi kesempatan,
Sehingga kita bisa saling berdekatan,

Dengan catatan usang kurangkai kata dalam satu sarang,
Semoga sebuah catatan usang bisa membuatmu senang,
Sehingga tiba saat kau pulang,
Kau ingat bahwa aku sayang, Syarifah.

Bukankah kau yang bernama Syarifah?
Yang hadir dalam setiap mimpi, agar bisa memiliki,
Segera tuntaskan untuk mendapat jawaban,
Jawaban akan sebuah hari dimana terkumpul keindahan,

Aku menghapus semua impian, merubah kenyataan,
Dengan tatapan mengajakku berpelukan diatas awan,
Awan tak sedang mendung, dan aku tak lagi murung,
Syarifah, dengarkan bahwa aku milikmu.....

Rendra Kurniawan (Tulungagung, 11 Desember 2013)

Rinduku Padamu Bapakku

09.07 Posted by Rendra Kurniawan 07

Teringat waktu itu hujan sedang mengguyur gubuk keluarga kami, keluarga kecil namun memiliki kasih sayang besar tak terbayang. Saat itu Rendra kecil duduk di bangku bambu buatan kakeknya yang memang rajin membuat kerajinan dari bambu, sambil menikmati derasnya hujan dan hangatnya pelukan kedua orang tuanya. Sendau gurau mulai menghinggapi obrolan kami. Kumis tebal bapak ternyata belum dicukur, walau sudah panjang tak terukur. Senyum manis emakku yang masih tampak muda, wajar di usia 18 tahun dia sudah bergelar istri dari laki-laki bernama Suyoko.
Disela canda tawa kita bersama, bapak memegang pundakku sambil menepuknya penuh kebanggaan. Kebanggaan itu mungkin karena aku satu-satunya anak laki-laki di antara dua saudara perempuanku, ditambah lagi predikat bungsu yang menghinggapiku. Tentu seorang bapak lebih memiliki kebanggaan dengan adanya anak laki-laki yang menjadi buah hati.
Kuingat saat itu hem lusuh yang selalu dipakainya saat hendak bekerja dengan truk besarnya sedang ia kenakan dengan gagahnya. Terbesit seketika lontaran kata-kata keluar dari mulut ayahku, "awakmu bakalan dadi bocah sing ngganteng dewe sak kecamatan ngantru" (kamu akan menjadi anak yang paling ganteng se kecamatan Ngantru), dan kata itu hingga kini terngiang ditelingaku saat aku mengingatnya bahwa kini beliau telah tiada.
Rendra kecil tidak pernah tahu bagaimana nikmatnya memiliki seorang ayah, dia hanya menikmatinya selama 7 tahun, karena setelahnya musibah menimpa bapaknya saat bekerja. Dia harus menjadi seorang yatim ketika kelas 2 Sekolah Dasar. Saat teman-temannya membanggakan ayahnya masing-masing dia hanya bisa terdiam dan menikmati cerita temannya tentang kenikmatan memiliki ayah.
Aku tidak pernah tahu kenapa kebanggaanku terhadap bapakku tak akan pernah bisa dikalahkan oleh apapun, beliau hanya lulusan SLTA yang bekerja sebagai sopir, gelar haji ataupun pendidikan tak pernah menghiasi namanya, namun satu yang aku banggakan darinya bahwa dia selalu memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Saat yang lain bangga karena ayahnya mampu membelikan segala mainan untuknya, aku tidak pernah tertarik dengan hal itu, kalaupun aku harus meminta padanya, aku ingin beliau menemani aku saat mengenakan toga sarjana di gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya.
Namun, angan hanya akan menjadi harapan. Dan kini aku hanya bisa berharap tetap bisa menjaganya di dalam benakku, agar selalu ada kebanggaan bahwa aku putra seseorang bernama Suyoko. Walau ia tak pernah menjadi sarjana dia akan melihat dari surga bahwa putra-putrinya menjadi sarjana yang selalu memberikan manfaat bagi bangsa dan negara.
(Tulungagung, 4 Januari 2014)

Tahun Baru Sejarah Baru

11.49 Posted by Rendra Kurniawan 07

Tahun Baru Sejarah Baru

Lengkingan terompet dan tumpukan manusia yang saling berdempet telah memadati alun-alun di kota ini. Riuh gemerlap lampu yang menghiasi panggung hiburan sejenak mengistirahatkan pikiran kita tentang kondisi bangsa ini. Semua tertumpah dalam suka ria menyambut datangnya tahun 2014. Kembang api yang tak kunjung berhenti mengingatkan kita bahwa tahun depan kita harus lebih berarti.
Memang benar bahwa 2013 hanya akan menjadi lembaran sejarah yang sudah kita tutup demi menyambut lembaran baru dengan semangat baru di 2014, namun tentunya sebagai manusia yang selalu belajar dari kesalahan, seharusnya kita bisa mengumpulkan potongan-potongan sejarah kelam yang telah kita lakukan untuk menjadi refleksi besar menyambut 2014. Mengingat apa yang dikatakan mantan presiden Amerika Serikat Theodore Rossevelt bahwa "Orang akan lebih mudah menatap masa depan ketika bisa belajar dari masa lalu". Soekarno juga pernah meneriakkan kata-kata sakti, "Jasmerah, jangan sekali-sekali melupakan sejarah".
Hal itu menunjukkan bahwa sejarah memberikan pembelajaran berarti bagi kita, 2014 merupakan tahun baru dimana kita nantinya akan menuliskan sejarah baru. Teori kausalitas berlaku dalam hal ini, tentang apapun yang kita perbuat tentunya akan melahirkan sebab dan akibat, maka dari itu setiap langkah kita harus sudah terarah.
Semoga pergantian tahun yang kita rayakan bersama di Alun-Alun Tulungagung bukan hanya menjadi acara seremonial tahunan yang hanya menjadi kenangan, namun bisa menjadi bahan refleksi untuk menentukan aksi kita kedepan.
Selamat Tahun Baru 2014!!!