ORDE BARU JILID II

08.25 Posted by Rendra Kurniawan 07


Oleh : Rendra Wahyu K.
Masa kelam zaman itu masih belum hilang dalam ingatan kita, tentu kita masih ingat masa-masa orde baru, dimana panca indera kita dibungkam oleh seorang jenderal besar Soeharto dengan kekuatan militernya. Sempat kita memiliki secercah harapan ketika reformasi itu lahir pasca orde baru, namun harapan itu pun pupus karena tidak adanya perubahan yang signifikan pada negara ini. Dan puncaknya adalah dewasa ini pada masa pemerintahan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) yang mereinkarnasi orde baru, lahirnya pemerintahan SBY sejak 2004 hingga kini, telah menumbuhkan tunas-tunas orde baru untuk tumbuh subur.
Berbagai permasalahan mendasar, mulai KKN (korupsi, kolusi, dan Nepotisme), kemiskinan, hingga kebijakan-kebijakan yang menimbulkan permasalahan kompleks bagi rakyat, kemudian juga kasus-kasus hukum para koruptor yang tak kunjung menemukan titik temu, nyaris sama fenomenanya dengan masa orde baru Soeharto.
Perbedaan yang kemudian muncul antara orde baru masa Soeharto dengan Orde Baru Jilid II milik SBY adalah adanya kebebasan aspirasi melalui media massa yang itu juga memunculkan polemik tersendiri. Selain itu juga adanya peran civil society yang disini lebih diidentikan dengan gerakan-gerakan mahasiswa yang lebih terbuka untuk menyuarakan dan memperjuangkan kepentingan rakyat. Walaupun pada kenyataannya peran civil society belum begitu memberikan pengaruh lebih, dalam pembuatan atau perumusan kebijakan pemerintah.
Fenomena terbaru yang kemudian muncul adalah isu kenaikkan BBM (Bahan Bakar Minyak) pada 1 April 2012 nanti, padahal dalam Undang-Undang Dasar kita jelas telah dikatakan bahwa seluruh Sumber Daya Alam yang ada di Indonesia dimiliki oleh rakyat Indonesia dan akan berhak dinikmati oleh rakyat Indonesia isu yang berhembus kencang sejak lama ini membuat mahasiswa dan elemen-elemen dalam masayarakat membuat gerakan penolakan terhadap kenaikkan BBM ini, di seluruh kota di Indonesia mulai muncul aksi-aksi demonstratif dari mahasiswa dan masyarakat sendiri. Mereka menganggap bahwa pemerintah telah menodai UUD’45 sebagai dasar negara. Sama seperti halnya orde baru Soeharto, aksi ini serentak dilakukan di seluruh nusantara hingga kini. Karena permasalahan kenaikkan BBM ini benar-benar menjadi permasalahan kompleks yang bisa menyerang seluruh elemen dalam masyarakat, membuat tujuan dari civil society sendiri dapat disatukan. Ironisnya presiden selaku kepala negara yang seharusnya bisa meredam fenomena ini malah pergi ke China dan meninggalkan pion-pion caturnya yakni Polisi dan juga TNI. Kejadian ini juga hampir sama dengan orde baru Soeharto dengan menempatkan militer sebagai alat kekuasaan yang kemudian menjadi musuh bersama bagi masyarakat. Rencananya aksi mahasiswa dan juga masyarakat akan tetap dilakukan hingga BBM tidak jadi naik dari 4500 ke 6000 rupiah.
Momentum gerakan mahasiswa yang mulai menemukan titik temunya haruslah tetap dijaga. Bisa saja ketika seluruh elemen dalam masyarakat ini bergerak bersama dan membuat kekuatan baru berupa people power akan muncul reformasi jilid II dari Orde Baru Jilid II. Teruskan perjuangan kalian sahabat-sahabat. Bukan ilmu untuk ilmu tapi ilmu untuk memperjuangkan keprntingan rakyat, inilah yang harus selalu ditanamkan dalam setiap benak mahasiswa yang akan melakukan aksi. REVOLUSI KITA BELUM SELESAI SAHABAT !!!

0 komentar:

Posting Komentar