RELEVANSI KONSEP MARHAENISME DI ERA DEMOKRASI

05.46 Posted by Rendra Kurniawan 07

Soekarno telah melampaui berbagai hambatan sebelum dia menjadi presiden Indonesia. Mulai dari penjara ke penjara, berbagai pengasingan sampai diasingkan di pulau Flores. Namun, Soekarno tetap mempertahankan pemikirannya di dalam pelbagai permasalahan yang mendera.
Dia terkenal dengan dengan konsep marhaenismenya dengan memasukkan beberapa unsur sosialisme di dalam paham tersebut. Dapat dikatakan kalau Marhaenisme adalah sosialisme ala Indonesia. Munculnya pemikiran Soekarno tentang Marhaenisme dikarenakan dia melihat kondisi rakyat saat itu yang sengsara akibat penindasan Imperialisme dan Kapitalisme.
Langkah awal Soekarno menelurkan konsep ini adalah ketika dia bertemu seorang petani di Bandung yang bernama Marhaen. Dan Soekarno mulai berpikir kalau para petani, tukang sate, tukang besi, nelayan dan kaum miskin lain memiliki alat untuk produksi tapi mereka masih tetap saja miskin. Rakyat yang demikian ini tidak bisa disebut dengan kaum Proletar. Bisa dikatakan mereka tidak masuk dalam kelas sosial yang disebutkan Marx. Dengan begitu Soekarno menyebut mereka dengan sebutan Marhaen bukan Proletar. Yang kemudian muncul ideologi atau faham dari Soekarno yang disebut dengan Marhaenisme.
Marhaenisme sendiri memasukan unsur sosialisme yang saat itu dianut Lenin di Rusia dalam ajarannya. Perbedaan kaum marhaen dengan kaum proletar terdapat pada sisi alat produksinya. Kaum Marhaen Indonesia masih memiliki alat produksi sendiri sedangkan kaum Proletar di Rusia alat produksi mereka dikuasai oleh pemerintah, dan hasil yang diperoleh mereka setiap hari dikuasai oleh pemerintah yang digunakan untuk mensejahterakan rakyatnya.
Pada konferensi Partindo di Makasar 1933 konsep marhaenisme semakin diperjelas, bahwa marhaenisme merupakan sosio nasionalisme dan sosio demokrasi, dan Marhaen adalah kaum Proletar Indonesia yang bertujuan melawan segala macam bentuk imperialisme dan kapitalisme yang ada di Indonesia. Itulah inti adanya marhaenisme di Indonesia,
Ketika kita membicarakan Marhaenisme, seakan hanya mengulas sejarah saja tanpa mengetahui relevansi marhaenisme di era reformasi saat ini. Sebenarnya konsep Marhaenisme masih relevan ketika digunakan pada era reformasi saat ini, karena pada dasarnya era reformasi dengan era Soekarno tidak begitu berbeda jauh. Keduanya sama-sama terjajah dengan adanya kapitalisme, malah sekarang kapitalisme malah semakin merajalela dengan bentuk barunya. Dan tidak ada stabilisasi dari pemerintah untuk menstabilkan antara kapitalisme yang masuk ke Indonesia dalam bentuk investasi dari negara asing dengan kesejahteraan rakyat pribumi Indonesia terutama kaum Marhaen itu tadi. Kita ambil contoh perusahaan tambang emas asing milik amerika di papua itu menguasai 90% dari keuntungan yang didapat, kemudian 9% untuk pemerintah dan baru hanya 1% untuk rakyat asli dari daerah tersebut. Ini menunjukkan bahwa investor asing atau penanam modal di Indonesia lebih banyak merugikan negara. Seharusnya Sumber daya alam yang bisa dikelola oleh negara atau rakyat malah dikuasai oleh negara lain.
Jadi konsep Soekarno tentang Nasionalisme dan Marhaenisme merupakan proyek jangka panjang yang seharusnya bisa digunakan pada masa sekarang. Konsep Marhaenisme merupakan konsep yang pro terhadap rakyat, dan yang saat ini dibutuhkan di Indonesia. Selain itu, juga untuk menstabilkan antara investor asing ataupun penanam modal dengan negara umumnya dan rakyat pribumi atau kaum marhaen khususnya.

0 komentar:

Posting Komentar